images

Ilustrasi

Penulis : Anggra Dwinivo

 

Ada beberapa modus kecurangan yang seringkali terjadi di minimarket seperti Indomaret atau Alfamart, yang dilakukan oleh karyawan. Penting untuk diingat bahwa tidak semua karyawan melakukan kecurangan, namun pemahaman tentang modus-modus ini penting untuk pencegahan dan pengawasan. Berikut beberapa modus kecurangan yang umum terjadi:

1. Kecurangan Kasir dan Keuangan :

  •  Pencurian Uang Tunai di Kasir: Ini adalah modus paling umum. Karyawan kasir dapat mengambil uang tunai langsung dari laci kasir. Mereka mungkin melakukannya secara bertahap agar tidak terlalu mencolok pada saat perhitungan kas harian.
  • Manipulasi Transaksi Void dan Refund: Karyawan curang bisa memalsukan transaksi void (pembatalan transaksi) atau refund (pengembalian dana). Mereka mungkin membuat transaksi void fiktif dan mengambil uang tunai yang seharusnya dikembalikan ke pelanggan atau memasukkan transaksi refund namun uangnya diambil sendiri.
  • Tidak Mencatatkan Penjualan (Skimming): Kasir bisa tidak mencatatkan beberapa penjualan, terutama untuk pelanggan yang membayar tunai. Uang dari penjualan yang tidak tercatat ini kemudian masuk ke kantong pribadi.
  • Penggunaan Uang Kembalian Pelanggan: Karyawan bisa dengan sengaja memberikan kembalian lebih kecil dari seharusnya kepada pelanggan, berharap pelanggan tidak menyadari atau tidak meminta kekurangan kembalian. Selisih uang kembalian ini kemudian dikumpulkan.
  • Manipulasi Diskon dan Promo: Karyawan bisa memanipulasi sistem diskon atau promo untuk keuntungan pribadi. Misalnya, memberikan diskon yang tidak sah kepada teman atau keluarga, atau menggunakan diskon karyawan untuk pembelian pribadi yang tidak sesuai aturan.
  • Penyalahgunaan Uang Receh: Uang receh seringkali kurang diperhatikan. Karyawan curang bisa mengambil uang receh sedikit demi sedikit yang akumulasinya bisa menjadi jumlah yang signifikan.
  • Penggelapan Setoran Bank: Karyawan yang bertugas menyetor uang ke bank bisa menggelapkan sebagian dari uang setoran. Mereka bisa memalsukan slip setoran atau mengurangi jumlah uang yang disetorkan.

2. Kecurangan Stok dan Barang Dagangan:

  • Pencurian Barang Dagangan Langsung: Karyawan bisa mencuri barang dagangan secara langsung, terutama barang-barang kecil dan berharga seperti rokok, kosmetik, atau makanan ringan. Mereka bisa menyembunyikannya di tas, pakaian, atau dikeluarkan secara bertahap.
  • Manipulasi Selisih Stok (Stock Opname): Saat stock opname (penghitungan stok barang), karyawan curang bisa memanipulasi data untuk menutupi kekurangan barang yang telah dicuri. Mereka bisa memalsukan data stok yang ada atau tidak melaporkan selisih stok yang sebenarnya.
  • “Sweethearting” atau Memberikan Diskon Tidak Resmi kepada Teman/Keluarga: Karyawan bisa memberikan barang gratis atau diskon besar kepada teman atau keluarga tanpa izin atau tanpa tercatat dalam sistem.
  • Mengonsumsi Barang Dagangan Tanpa Membayar: Beberapa karyawan mengonsumsi makanan atau minuman yang dijual di toko tanpa membayar. Meskipun terlihat kecil, jika sering dilakukan oleh banyak karyawan, kerugiannya bisa signifikan.
  • Merusak Barang Dagangan Secara Sengaja untuk Dibawa Pulang: Karyawan bisa merusak barang dagangan (misalnya membuat kemasan penyok atau sedikit rusak) agar barang tersebut dianggap tidak layak jual dan bisa dibawa pulang dengan alasan barang rusak atau untuk dikonsumsi sendiri.
  • Pencurian Barang Kadaluarsa: Barang-barang yang sudah kadaluarsa seharusnya dimusnahkan. Namun, karyawan curang bisa mencuri barang kadaluarsa ini untuk dikonsumsi sendiri atau dijual kembali dengan harga murah.
  • Menukar Barang Berkualitas Rendah dengan Barang Berkualitas Tinggi: Pada beberapa kasus (walaupun jarang di minimarket besar), karyawan bisa menukar barang berkualitas tinggi dengan barang berkualitas rendah atau palsu, terutama jika toko juga menjual barang elektronik atau barang yang lebih mahal.

3. Kecurangan Waktu dan Kehadiran:

  • Pemalsuan Kartu Absensi (Time Card): Karyawan bisa memalsukan kartu absensi, misalnya mencatatkan jam kerja lebih banyak dari yang sebenarnya atau menitipkan kartu absensi kepada teman untuk di-punch in/out meskipun mereka tidak hadir.
  • Buddy Punching: Ini terjadi ketika seorang karyawan meminta teman kerjanya untuk melakukan punch in atau punch out di mesin absensi untuknya, meskipun karyawan tersebut datang terlambat, pulang lebih awal, atau tidak masuk kerja sama sekali.

4. Kecurangan Terkait Promosi dan Program Loyalitas Pelanggan:

  • Penyalahgunaan Program Loyalitas Pelanggan: Karyawan bisa menyalahgunakan program loyalitas pelanggan untuk keuntungan pribadi. Misalnya, mengumpulkan poin loyalitas pelanggan dari transaksi yang tidak sah atau menggunakan poin pelanggan tanpa izin.
  • Membuat Promosi Palsu: Meskipun jarang, karyawan curang bisa mencoba membuat promosi palsu yang tidak sah untuk menarik pelanggan atau mendapatkan keuntungan pribadi.

5. Kecurangan yang Melibatkan Pihak Eksternal (Kolusi):

  • Kolusi dengan Vendor atau Supplier: Karyawan bagian penerimaan barang bisa berkolusi dengan vendor atau supplier untuk menerima barang dengan jumlah atau kualitas yang kurang dari seharusnya, namun tetap mencatatkan seolah-olah barang diterima sesuai pesanan. Selisih barang atau nilai kerugiannya kemudian dibagi antara karyawan dan vendor.
  • Kolusi dengan Pelanggan: Dalam kasus yang jarang, karyawan bisa berkolusi dengan pelanggan untuk melakukan kecurangan, misalnya memproses pengembalian barang fiktif atau memberikan diskon tidak sah kepada pelanggan, dengan imbalan tertentu dari pelanggan tersebut.

Pencegahan:

Untuk mencegah kecurangan ini, Indomaret dan Alfamart biasanya melakukan berbagai upaya, seperti:

* Pemasangan CCTV: Kamera CCTV dipasang di berbagai titik strategis di toko, termasuk kasir, area rak barang, dan gudang untuk memantau aktivitas karyawan.

 * Audit Stok Barang Secara Berkala: Audit stok barang dilakukan secara rutin untuk membandingkan data stok di sistem dengan stok fisik yang ada di toko.

* Sistem POS (Point of Sales) yang Terintegrasi: Sistem POS yang canggih dapat membantu memantau transaksi penjualan secara real-time dan mendeteksi potensi kecurangan.

* Pemeriksaan Kasir Secara Tiba-tiba (Cash Opname): Pemeriksaan kasir secara mendadak dilakukan untuk memastikan jumlah uang tunai di kasir sesuai dengan catatan transaksi.

* Pelatihan dan Sosialisasi Anti-Kecurangan kepada Karyawan: Karyawan diberikan pelatihan tentang etika kerja, kebijakan perusahaan terkait kecurangan, dan konsekuensi hukum jika melakukan kecurangan.

* Whistleblowing System: Penyediaan saluran pelaporan (whistleblowing system) yang aman dan anonim bagi karyawan atau pihak lain untuk melaporkan dugaan tindakan kecurangan.

* Pengawasan dan Supervisi yang Ketat: Manajemen toko melakukan pengawasan dan supervisi yang ketat terhadap kinerja karyawan, terutama di area-area yang rawan terjadi kecurangan.

* Rotasi Tugas Karyawan: Rotasi tugas karyawan secara berkala dapat mengurangi potensi karyawan untuk melakukan kecurangan dalam jangka panjang.

Penting untuk diingat bahwa daftar modus kecurangan di atas hanyalah beberapa contoh yang umum terjadi. Modus kecurangan bisa terus berkembang dan bervariasi seiring waktu. Oleh karena itu, perusahaan perlu terus meningkatkan sistem pencegahan dan pengawasan untuk meminimalkan risiko terjadinya kecurangan oleh karyawan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *