
FOTO: Release Berita Resmi Statistik
PALANGKARAYA – Provinsi Kalimantan Tengah mencatat inflasi sebesar 1,03 persen secara year-on-year (y-on-y) pada Desember 2024. Kenaikan ini didorong oleh lonjakan harga bahan pangan utama, terutama bawang merah, yang terus meningkat selama empat bulan terakhir akibat terbatasnya pasokan dan pengaruh cuaca ekstrem.
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah, Agnes Widiastuti, kelompok makanan, minuman, dan tembakau memiliki kontribusi terbesar terhadap inflasi bulanan sebesar 0,51 persen.
“Berbagai faktor seperti berkurangnya pasokan dari daerah penghasil dan tingginya curah hujan berdampak signifikan pada kenaikan harga bawang merah dan beberapa komoditas hortikultura lainnya,” ujarnya, Kamis (02/01/2025).
Ia menambahkan, dampak cuaca ekstrem juga menyebabkan terganggunya pasokan ikan air tawar, sehingga memicu kenaikan harga ikan gabus, ikan nila, serta sayuran seperti bayam dan terong.
“Komoditas-komoditas tersebut memberikan kontribusi besar terhadap inflasi bulanan, sedangkan beberapa barang seperti angkutan udara dan mentimun memberikan andil deflasi,” tambahnya.
Agnes memaparkan bahwa inflasi secara month-to-month (m-to-m) juga tercatat di empat wilayah utama Kalimantan Tengah, yakni Sampit (0,36 persen), Palangkaraya (0,24 persen), Sukamara (0,51 persen), dan Kapuas (0,90 persen).
“Kami akan terus melakukan pemantauan ketat terhadap perkembangan harga untuk menjaga kestabilan ekonomi dan memberikan informasi yang transparan kepada masyarakat,” tandas Agnes. (RED/*)